Selasa, 19 Januari 2010

Apa Itu Pondok Pesantren

Pengertian Pondok Pesantren

Keberadaan pondok pesantren dan masyarakat merupakan dua sisi yang tidak dapat dipisahkan, karena keduanya saling mempengaruhi. Sebagian besar pesantren berkembang dari adanya dukungan masyarakat, dan secara sederhana muncul atau berdirinya pesantren merupakan inisiatif masyarakat baik secara individual maupun kolektif. Begitu pula sebaliknya perubahan sosial dalam masyarakat merupakan dinamika kegiatan pondok pesantren dalam pendidikan dan kemasyarakatan.


Berdasarkan kondisi pesantren yang sedemikian rupa, maka konsep pesantren menjadi cerminan pemikiran masyarakat dalam mendidik dan melakukan perubahan sosial terhadap masyarakat. Dampak yang jelas adalah terjadi adalah terjadi perubahan orientasi kegiatan pesantren sesuai dengan perkembangan masyarakat. Dengan demikian pondok pesantren berubah tampil sebagai lembaga pendidikan yang bergerak dibidang pendidikan dan sosial. Bahkan lebih jauh dari itu pesantren menjadi konsep pendidikan sosial dalam masyarakat Muslim baik di desa maupun di kota.[1]

Keberadaan pondok pesantren sebagai lembaga pendidikan Islam tertua di Indonesia, telah tumbuh dan berkembang sejak masa penyebaran slam dan telah banyak berperan dalam mencerdaskan kehidupan masyarakat. Sejarah perkembangan pondok pesantren menunjukan bahwa lembaga ini tetap eksis dan konsisten menunaikan fungsinya sebagai pengajaran ilmu-ilmu agama Islam (tafaqquh fiddin) sehingga dari pesantren lahir para kader ulama, guru agama, mubaligh yang sangat dibutuhkan masyarakat.

Pondok adalah rumah untuk sementara waktu; untuk merendahkan diri; Madrasah atau asrama (tempat mengaji, belajar agama Islam dsb).[2]

Pondok berasal dari bahasa Arab Funduq yang berarti hotel, asrama, rumah, dan tempat tinggal sederhana.


Setiap pesantren pada umumnya memiliki pondokan. Pondok dalam pesantren pada dasarnya merupakan dua kata yang sering penyebutannya tidak dipisahkan menjadi "Pondok Pesantren", yang berarti keberadaan pondok dalam pesantren merupakan wadah penggemblengan, pembinaan dan pendidikan serta pengajaran ilmu pengetahuan.[3]


Pengertian Pondok Pesantren berasal dari kata santri, dengan awalan pe- dan akhiran -an berarti tempat tinggal santri.[4]

Pesantren adalah lembaga pendidikan yang bercirikan adanya kyai, pondokan dan santri yang mukmin.[5]

Menurut kamus umum bahasa Indonesia "pesantren adalah sebagai asrama dan tempat murid-murid belajar mengaji".[6]

Drs. H. Amal Fathullah Zarkasyi, MA. Dilihat dari katanya pesantren berasal dari kata "santri" mendapatkan awalan pe dan akhiran an, yang berarti tempat untuk tempat tinggal. Sedangkan kata pondok dalam bahasa Indonesia berarti kamar dengan bangunan yang sederhana. Pondok dalam bahasa Arab bisa berarti funduq yang berarti kamar tidur atau tempat untuk tempat tinggal yang terbuat dari bambu.[7]


Santri adalah model manusia yang terbaik dalam umat Rasulullah SAW, sebagaimana yang disyariatkan dalam sebuah Hadits: "Sebaik-baik kalian adalah orang yang belajar Al-Quran dan yang mengajarkan nya.[8]

Menurut Nurcholish Madjid (1997:19-20) ada dua pendapat berkaitan dengan istilah pesantren. Pertama, pendapat yang mengatakan bahwa "santri" berasal dari kata sastri, sebuah kata dari bahasa Sanskerta yang artinya melek huruf, kedua, pendapat yang mengatakan bahwa perkataan santri sesungguhnya berasal dari bahasa Jawa dari kata cantrik, berarti seseorang yang selalu mengikuti seorang guru kemana guru itu pergi menetap.[9]

Melihat pengertian di atas penulis mengartikan pesantren sebagai tempat pendidikan Islam baik formal ataupun non-formal, sebagaimana tempat untuk beribadah dan mencari ilmu kepada guru atau kyai yang dijadikan sebagai figur dan moral force bagi seluruh penghuni pondok dan juga kepada masyarakat di sekelilingnya.

Dasar dan Tujuan Pendidikan di Pesantren

Setiap bangunan yang kokoh dan kuat haruslah mempunyai dasar pijakan yang kokoh dan kuat pula, agar bangunan tersebut dapat berdiri tegak. Demikian pula suatu usaha, kegiatan dan tindakan sadar dan disengaja harus mempunyai dasar sebagai tempat berpijak yang kokoh. Oleh sebab itu pendidikan Islam sebagai pendidikan yang berusaha membentuk manusia-manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, atau lebih jauh lagi menciptakan "insanul kamil", tentunya harus mempunyai landasan yang kokoh pula, agar semua kegiatan yang tercakup dalam dimensi pendidikan Islam selalu terjalin dan tetap tegak di dunia ini.

Menurut Addinul Islam, pendidikan Islam itu tegak di atas dua dasar, yaitu Al Quran dan Al-Hadits, yaitu sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW yang berbunyi :


[10]


Pendidikan pesantren pada dasarnya bertujuan untuk membentuk manusia Muslim yang baik dan warga negara yang bertanggung jawab, serta sadar akan kewajiban dan hak-haknya sebagai warga dan hamba Allah.[11]

Pesantren memiliki tujuan yang secara esensial, adalah tujuan pendidikan Islam itu sendiri, yaitu mewujudkan manusia-manusia yang mampu merealisasikan 'ubudiyah kepada Allah dalam kehidupan pribadi dan bermasyarakat serta agar menjadi manusia yang mampu menjalankan fungsi dan perannya sebagai kholifah dimuka bumi. Tujuan pendidikan pesantren tersebut dapat diperinci dalam sasaran umum dan khusus. Secara umum tujuan pendidikan di pesantren adalah :

a) Pembentukan kepribadian Muslim
b) Mencetak da'i yang handal

Adapun sasaran khususnya adalah membentuk santri yang memiliki karakteristik:

1. Bersih aqidahnya (salimu al-Aqidah)
2. Shohih ibadahnya (Shohu al-Ibadah)
3. Kokoh kepribadian / akhlaqnya (Matinu al-Khuluq)
4. Kuat fisiknya (Qowiyu al-Jism)
5. Tajam / terdidik pemikirannya (Mutsaqol fikr)
6. Efisien mengatur waktunya (Haris 'Ala Waqtihi)
7. Mampu berusaha dan mandiri (Qodir 'Ala al-Kasb)
8. Bermanfaat bagi sesama (Nafi' Li Ghoirih).[12]

Tujuan pendidikan pesantren bukanlah untuk mengejar kepentingan kekuasaan, uang dan keagungan duniawi, tetapi ditanamkan kepada mereka bahwa belajar adalah semata-mata kewajiban dan pengabdian kepada Tuhan.[13]

Dengan sasaran seperti yang tercantum yang di atas, di harapkan setelah menyelesaikan tugas belajarnya di pesantren, santri memiliki sifat Tafaqqohu fi al-Dien yakni memiliki pemahaman aqidah yang benar dan menyeluruh sehingga mampu menjadi lambang kekuatan dan mampu mereformasikan diri dan lingkungannya melalui gerakan da'wah yang terorganisasi menuju ke pembaharuan Islam yang memiliki target:

a. Membentuk kepemimpinan Islam
b. Membentuk opini publik yang Islami
c. Mempersiapkan iklim yang kondusif di dunia Islam agar da'wah subur

Tujuan dan sasaran pendidikan Pesantren tersebut dapat direalisasikan sesuai dengan orientasi pendidikan di Pesantren. Pesantren adalah lembaga strategis bagi kaderisasi Sumber Daya Manusia (SDM). Dengan kata lain merupakan suatu lembaga untuk mewujudkan manusia yang solih menurut pandangan Islam dengan dua bentuk spesialisasi ulama dalam bidang syari'at dan ulama dalam bidang ilmu kauniyah.

Karakteristik kurikulum dalam pesantren yang terfokus pada ilmu agama seperti di atas, tidak lepas dari tujuan pondok pesantren itu sendiri. Adapun tujuan pondok pesantren dibagi menjadi dua bagian, sebagai berikut.

  • Tujuan umum
Membimbing anak didik untuk menjadi manusia yang berkepribadian Islami yang dengan ilmu agamanya ia sanggup menjadi muballigh Islam dalam masyarakat sekitar melalui ilmu dan amalnya.
  • Tujuan khusus
Mempersiapkan para santri untuk menjadi orang alim dalam ilmu agama yang diajarkan oleh Kiai yang bersangkutan, serta mengamalkannya dalam masyarakat. Dewasa ini, kalangan pesantren (termasuk pesantren salaf) mulai menerapkan sistem Madrasah. Kelas-kelas dibentuk secara berjenjang dengan tetap memakai kurikulum dan materi pelajaran dari kitab-kitab kuning, dilengkapi pelatihan ketrampilan seperti menjahit, mengetik, dan bertukang. Sistem ini kurikulumnya masih sangat umum tidak secara jelas dan terperinci. Tetapi, yang jelas semua pelajaran tersebut telah mencakup segala aspek kebutuhan santri dalam sehari semalam.20 Kurikulum yang berkaitan dengan materi pengajian berkisar pada ilmu-ilmu agama dengan segala bidangnya seperti disebut sebelumnya. Kendati demikian, tidak berarti ilmu-ilmu keislaman yang diajarkan di pesantren-pesantren sama dan seragam. Pada umumnya, setiap pesantren mempunyai penekanan atau ciri tersendiri dalam hal-hal ilmu yang diberikan. Oleh karena itu, sulit bahkan mustahil menyamaratakan sistem dan kurikulum pesantren seperti yang pernah diusulkan.[14]





[1]M. Bahri Ghazali, MA, Pesantren Berwawasan Lingkungan. (Jakarta: Prasati, 2002), hal. 13

[2]W.J.S. Poerwadarminta, Op.cit, hal.764

[3]M. Bahri Ghazali , Pesantren Berwawasan Lingkungan. (Jakarta: Prasati, 2002), hal. 19

[4]H. Haidar Putra Daulay, Op.cit, h. 26

[5]http://www.yapidh.org/utama/index.php?option=com_content&task=category&sectionid=27&id=53&Itemid=84 (Pondok Pesantren)

[6]W.J.S. Poerwadarminta, Loc.cit

[7]http://lorong-lorong.blogspot.com/2006/08/tesis-i.html

[8]http://www.yapidh.org/utama/index.php?option=com_content&task=category&sectionid=27&id=53&Itemid=84 (Pondok Pesantren)

[9]http://uharsputra.wordpress.com/2007/06/

[10]Imam Muslim, Shahih Muslim, juz 2, ( Bandung)

[11]http://lorong-lorong.blogspot.com/2006/08/tesis-i.html

[12]http://www.yapidh.org/utama/index.php?option=com_content&task=category&sectionid=27&id=53&Itemid=84

[13]Zamakhsari Dhofier. Tradisi Pesantren Studi tentang pandangan Hidup Kyai, (Jakarta: Lembaga Penelitian, Pendidikan dan Penerangan Ekonomi dan Sosial (LP3ES), 1984), hal. 21

[14]http://209.85.175.104/search?q=cache:0Xw2aFO_9EwJ:www.sanaky.com/materi/PENDIDIKAN%2520_ISLAM%2520_ALTERNATIF.pdf+mengemukakan+bahwa+tujuan+pendidikan+di+pondok+pesantren+adalah+:&hl=id&ct=clnk&cd=2&gl=id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar