Kamis, 26 November 2009

Masuk dan Perkembangnya Islam di Indonesia


MASUK DAN BERKEMBANGNYA ISLAM DI INDONESIA



Masuk dan berkembangnya Islam di Indonesia diawali dengan masuknya pedagang dari Barat (Eropa) dan Timur (Cina). Karena posisi Indonesia berada di antara jalur dari Cina ke India atau sebaliknya, menjadikan Indonesia khususnya daerah pesisir menjadi kota pelabuhan.



Makin ramai nya aktivitas perdagangan telah mendorong munculnya pusat-pusat perdagangan di berbagai tempat. Begitu juga Indonesia. Di pusat-pusat perdagangan di Indonesia itu para perdagangan Arab, Persia, dan Gujarat, singgah dan melakukan bongkar muat barang dagangan. Mereka aktif melakukan hubungan dagang dengan penduduk Indonesia. Para pedagang dari luar itu tinggal di pusat-pusat perdagangan untuk beberapa saat guna melakukan aktivitas dagangnya. Untuk melanjutkan pelayaran mereka harus menanti arah angin yang tepat dan hanya terjadi tiap setengah tahun. Selama mereka tinggal di pusat-pusat perdagangan terjadilah pergaulan dengan para pedagang Indonesia. Di dalam pergaulan itu berkembang ke arah pengenalan agama dan kebudayaan. Para pedagang Arab, Persia, maupun Gujarat pada saat itu adalah para penganut agama Islam. Salah satu sebab cepatnya proses masuknya agama Islam di Indonesia adalah adanya perkawinan antara para pedagang dengan orang pribumi.


Diperkirakan Islam masuk ke Indonesia sejak abad ke-7 masehi. Hal ini di buktikan dengan adanya berita dari Cina dan di temukan nya batu tertulis tertua, yaitu batu yang ada tulisan menggunakan huruf dan bahasa Arab di temukan di Leran, Gresik. Batu leran itu memuat keterangan tentang meninggalnya seorang perempuan bernama Fatimah Binti Maimun dengan angka tahun 1028.


a. Peran Para Pedagang


Pada saat para pedagang Muslim dari luar tinggal di pusat-pusat perdagangan Indonesia, terjadi pergaulan antara pada pedagang dengan penduduk pribumi. Di dalam pergaulan itu aktivitas pedagang Muslim termasuk aktivitas keagamaan setiap hari terlihat oleh orang-orang Indonesia. Para pedagang Indonesia mulai tertarik dengan ajaran Islam dan belajar kepada pedagang dari luar. Kemudian pedagang Indonesia yang sudah masuk Islam memperkenalkan agama lain yang belum masuk Islam.


b. Peran Ulama


Ulama adalah orang yang ahli dalam bidang agama Islam. Pada waktu itu di Jawa orang-orang yang di kenal sebagai tokoh dan ahli agama di sebut wali Sanga. Mereka yang di sebut wali di pandang sudah sempurna pengetahuan dan amalan agama Islam nya. Mereka di pandang sebagai orang-orang yang dekat dengan Allah SWT. Sehingga di sebut Wali'ullah (orang yang di kasihi Allah)


Wali Sanga, sesuai dengan namanya jumlah wali itu ada sembilan (sanga-Jawa) sembilan wali yang di maksud adalah:



  1. Maulana Malik Ibrahim


Maulana Malik Ibrahim juga di kenal dengan nama Maulana Maghribi. Maulana Malik Ibrahim memulai perjuangan nya menyiarkan Islam dari Jawa Timur. Beliau bertempat tinggal di Gresik. Didalam menyebarkan Islam, Maulana Malik Ibrahim melakukan dengan memberi contoh. Beliau berperilaku baik dan berbahasa ramah sehingga banyak penduduk tertarik dengan menganut agama Islam. Maulana Malik Ibrahim meninggal pada tahun 1419 dan dimakamkan di kampung Gapura, Gresik.



  1. Sunan Ampel


Nama kecil beliau adalah Raden Rahmat. Beliau lahir pada tahun 1401. Raden Rahmat di Jawa aktif menyebarkan agama Islam di wilayah Jawa Timur. Sunan Ampel pesantren di kampung Ampeldenta, Surabaya.


Atas prakarsa Sunan Ampel, Raden Patah dan wali lainnya di bangunlah kerajaan dan Masjid Agung Demak.



  1. Sunan Bonang


Nama kecil Sunan Bonang adalah Raden Maulana Makdum Ibrahim. Sunan Bonang aktif menyebarkan Islam di daerah Jawa Timur. Beliau bertempat tinggal di Tuban. Di tempat inilah Sunan Bonang mendirikan pesantren dan juga membangun masjid Bonang.


Sunan Bonang juga di kenal sebagai seorang seniman beliau telah menciptakan Gending Dhurma, bahkan kitab Suluk Sunan Bonang. Kitab itu di perkirakan sebagai kumpulan catatan pelajaran dan Sunan Bonang yang telah diberikan kepada santrinya. Sunan Bonang wafat pada tahun 1525 beliau dimakamkan di Tuban, Jawa Timur.



  1. Sunan Giri


Nama kecil Sunan Giri adalah Raden Paku. Pusat penyebaran Sunan Giri, berada di puncak Gunung Giri, Gresik. Sunan Giri juga mengirimkan santri nya untuk menyebarkan Islam ke Indonesia bagian Timur. Selain sebagai pendidik, Sunan Giri juga di kenal sebagai seniman. Beliau menciptakan tembang atau gending Asmarandana dan Pucung. Setelah wafat, Sunan Giri dimakamkan di atas bukit Giri.



  1. Sunan Drajat


Nama kecil Sunan derajat adalah Syarifuddin atau masih ma'nat Syarifuddin/Sunan Drajat membina masyarakat dan menyebarkan Islam di sekitar sedayu.


Sunan Drajat di kenal sebagai seorang wali yang berjiwa sosial. Beliau sangat memperhatikan dan menolong masyarakat yang membutuhkan. Beliau menekankan kebersamaan hidup dan gotong-royong.



  1. Sunan Kudus


Sunan Kudus memiliki nama kecil Jafar Sodiq. Beliau memusatkan dakwahnya di daerah Kudus.


Sunan Kudus merupakan ulama besar yang ahli dalam bidang Fiqh dan Hadits. Beliau telah menulis cerita-cerita pendek yang berjiwa Islam. Beliau juga menciptakan gending Maskumambang dan Mijil. Setelah wafat, Sunan Kudus dimakamkam di belakang Masjid Kudus.



  1. Sunan Kalijaga


Sunan Kalijaga di kenal sebagai pemimpin, pejuang, mubaligh, pujangga, seniman dan ahli filsafat. Beliau sangat cerdas dan memiliki pengetahuan yang luas. Oleh karena itulah, masyarakat hormat dan kagum terhadapnya.


Dalam berdakwah Sunan Kalijaga menggunakan media pertunjukan wayang kulit dan seni gamelan. Dengan cara itu, ternyata banyak masyarakat yang tertarik dan masuk Islam.


Sunan Kalijaga dimakamkan di Kadilangu, dekat Demak. Di kompleks pemakaman Kadilangu juga berdiri Masjid Sunan Kalijaga.



  1. Sunan Muria


Sunan Muria tak lain adalah Raden Umar Said, putra Sunan Kalijaga. Sunan Muria aktif menyebarkan dan mengajarkan agama Islam terutama di daerah pedesaan. Sunan Muria juga mendidik dan mengajarkan Islam kepada penduduk sepanjang lereng gunung Muria, sekitar 18 km sebelah Utara Kudus. Beliau juga memberikan dakwah agama kepada para petani, pedagang dan nelayan. Selama berdakwah beliau juga tetpa mempertahankan penggunaan seni gamelan. Beliau telah menciptakan gending Sinom dan Kinanti. Setelah meninggal, Sunan Muria dimakamkan di puncak gunung Muria.



  1. Sunan Gunung Jati


Syaraf Hidayatullah adalah nama lain Sunan Gunung Jati. Syarif Hidayatullah adalah pemuda yang rajin belajar dan aktif menuntut ilmu agama. Selain belajar di Arab, beliau juga pergi ke tanah Jawa. Di tanah Jawa, Syarif Hidayatullah belajar agama kepada Sunan Ampel. Syarif Hidayatullah memusatkan kegiatan dakwahnya di Cirebon Jawa Barat, Islam pun berkembang di sekitar Cirebon.


Tahun 1568, Syarif Hidayatullah wafat, beliau dimakamkan di Astana Agung Gunung Jati, Cirebon. Itulah sebabnya Syarif Hidayatullah lebih di kenal dengan Sunan Gunung Jati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar