Jumat, 08 Januari 2010

Penyebab Kesulitan Belajar Anak Didik


BAB I



PENDAHULUAN




A. Latar Belakang


Sebagaimana yang kita lihat sekarang keadaan anak didik sepertinya kurang merespon atas apa yang mereka pelajari. Dan itu menyebabkan (kemunduran kejiwaan) perubahan perilaku yang cenderung menyimpang kearah yang negatif.


Prestasi belajar yang memuaskan dapat di raih oleh setiap anak didik jika mereka dapat belajar secara wajar, terhindar dari berbagai ancaman, hambatan, dan gangguan. Namun sayangnya ancaman, hambatan, dan gangguan dialami oleh anak didik tertentu, sehingga mereka mengalami kesulitan dalam belajar. Pada tingkat tertentu memang ada anak didik yang dapat mengatasi kesulitan belajarnya tanpa harus melibatkan orang lain tetapi pada kasus-kasus tertentu, karena anak didik belum mampu mengatasi kesulitan belajarnya maka bantuan guru atau orang lain sangat diperlukan oleh anak didik.




B. Batasan Materi


Adapun batasan materi dalam makalah ini adalah pengertian kesulitan belajar, faktor-faktor penyebab kesulitan belajar, cara mengenal anak didik yang mengalami kesulitan belajar, tujuan mengatasi belajar serta usaha mengatasi kesulitan belajar pada anak didik.









BAB II



PEMBAHASAN




A. Pengertian Kesulitan Belajar Pada Anak Didik


Setiap individu memang tidak ada yang sama. Perbedaan individual ini pulalah yang menyebabkan perbedaan tingkah laku belajar di kalangan anak didik "Dalam keadaan dimana anak didik/siswa tidak dapat belajar sebagaimana mestinya itulah yang disebut dengan "Kesulitan Belajar".


Disetiap sekolah dalam berbagai jenis dan tingkatan pasti memiliki anak didik yang ber kesulitan belajar. Masalah yang satu ini tidak hanya dirasakan oleh sekolah modern di perkotaan saja, tapi juga dimiliki oleh sekolah tradisional di pedesaan dengan segala keminiman dan kesederhanaan nya. Hanya yang membedakan nya pada sifat jenis, dan faktor penyebabnya.


Setiap kali kesulitan belajar anak didik yang satu dapat diatasi tetapi pada waktu yang lain muncul lagi kasus kesulitan belajar anak didik yang lain. Tetapi disadari atau tidak belajar datang pada anak didik.


Kesulitan belajar yang di rasakan oleh anak didik bermacam-macam yang dapat di kelompokkan menjadi empat macam, yaitu sebagai berikut:



  1. Dilihat dari jenis kesulitan belajar


- Ada yang berat


- Ada yang sedang



  1. Dilihat dari mata pelajaran yang di pelajari:


- Ada yang sebagian mata pelajaran


- Ada yang sifatnya sementara



  1. Dilihat dari sifat kesulitannya


- Ada yang sifatnya menetap


- Ada yang sifatnya sementara



  1. Dilihat dari segi faktor penyebabnya


- Ada yang karena faktor inteligensi


- Ada yang karena faktor non-inteligensi


Berdasarkan uraian diatas dapat di simpulkan bahwa kesulitan belajar adalah suatu kondisi dimana anak didik tidak dapat belajar secara wajar di sebabkan adanya ancaman, hambatan ataupun gangguan dalam belajar.




B. Faktor-faktor Penyebab Kesulitan Belajar


Banyak sudah para ahli yang mengemukakan faktor-faktor penyebab kesulitan belajar dengan sudut pandang mereka masing-masing. Ada yang meninjau dari sudut intern anak didik dan ekstern anak didik.



  1. Faktor intern (faktor dari dalam diri manusia itu sendiri)


a. Sebab yang bersifat fisik


- Karena sakit


- Karena kurang sehat


- Sebab karena cacat tubuh (ringan/serius)


b. Sebab-sebab kesulitan belajar karena rohani


Belajar memerlukan kesiapan rohani, ketenangan dengan baik. Faktor rohani meliputi antara lain:


- Inteligensi


- Bakat (potensi/Kecakapan dasar yang di bawa sejak lahir)


- Minat


- Motivasi


- Kesehatan mental.



  1. Faktor ekstern (faktor dari luar diri/lingkungan)


Faktor ekstern anak didik yang tidak mendukung aktivitas belajar anak didik. Faktor lingkungan ini meliputi:


1. Lingkungan keluarga


Keluarga merupakan pusat pendidikan yang utama dan pertama. Tetapi dapat juga sebagai faktor penyebab kesulitan belajar. Yang termasuk faktor ini antara lain:




  1. Faktor orang tua

  2. Suasana rumah/keluarga

  3. Keadaan ekonomi keluarga (miskin/kaya)



2. Lingkungan perkampungan/masyarakat


a. Teman bergaul


b. Lingkungan tetangga


c. Aktivitas dalam masyarakat


Menurut Muhibbin Syah faktor-faktor anak didik meliputi gangguan atau kekurangmampuan psiko-fisik anak didik. Yakni berikut ini:



  1. Yang bersifat kognitif (ranah cipta)

  2. Yang bersifat afektif (ranah rasa)

  3. Yang bersifat psikomotor (ranah karsa)


Selain faktor-faktor diatas ada pula faktor-faktor lain yang juga menimbulkan kesulitan belajar anak didik. Faktor-faktor itu di pandang sebagai faktor khusus, misalnya sindrom psikologi berupa learning disability (ketidakmampuan belajar). Syndrom (syndrome) berarti satuan gejala yang muncul sebagai indikator adanya keabnormalan psikis yang menimbulkan belajar anak didik.


Jika sudut pandang diarahkan pada aspek lainnya maka faktor-faktor penyebab kesulitan belajar anak didik dapat di bagi menjadi faktor anak didik, sekolah, keluarga, dan masyarakat sekitar.




C. Cara Mengenal Anak Didik Yang Mengalami Kesulitan Belajar


Seperti yang telah dijelaskan bahwa anak didik yang mengalami kesulitan belajar adalah anak didik yang tidak dapat belajar secara wajar disebabkan adanya ancaman hambatan, ataupun gangguan dalam belajar sehingga menampakkan gejala-gejala yang bisa di amati oleh orang lain guru ataupun orang tua.


Beberapa gejala sebagai pertanda adanya kesulitan belajar misalnya:


1. Menunjukkan prestasi yang rendah/di bawah rata-rata yang di capai oleh kelompok kelas.


2. Hasil yang di capai tidak seimbang dengan usaha yang dilakukan. Padahal anak didik sudah berusaha belajar dengan keras, tetapi nilainya selalu rendah.


3. Lambat dalam melakukan tugas-tugas belajar.


4. Menunjukkan sikap yang kurang wajar, seperti acuh tak acuh, berpura-pura, dusta dan lain-lain


5. Menunjukkan tingkah laku yang berlainan seperti mudah tersinggung, murung, pemarah, bingung dan lain-lain.


Dari semua gejala yang tampak itu guru bisa menginterpretasi atau memprediksi bahwa anak kemungkinan mengalami kesulitan belajar. Atau bisa juga dengan cara lain, yaitu penyelidikan dengan cara observasi, interview, dokumentasi, atau tes diagnostik.




D. Tujuan Mengatasi Kesulitan Belajar


Seperti yang kita ketahui bahwa tujuan dari pendidikan ialah membentuk manusia supaya sehat, cerdas, baik budi pekerti nya dan sebagainya.


Sebuah sekolah atau lembaga pendidikan di katakan berhasil apabila anak didik berprestasi atau menimbulkan kemajuan dan perkembangan yang pesat terhadap sekolah maupun pada diri anak didik itu sendiri. Maka dari itu seorang hendaknya membantu apabila ada anak didiknya mengalami kesulitan dalam belajar agar program belajar mengajar dapat berjalan dengan lancar.




E. Usaha Mengatasi Kesulitan Belajar


Dalam rangka usaha mengatasi kesulitan belajar tidak bisa diabaikan dengan kegiatan mencari faktor-faktor yang di duga sebagai penyebabnya. Karena itu, mencari sumber-sumber penyebab utama dan sumber-sumber penyebab penyerta lainnya mutlak dilakukan secara akurat, afektif dan efisien.


Secara garis besar langkah-langkah yang perlu di tempuh dalam rangka usaha mengatasi kesulitan belajar anak didik dapat dilakukan melalui:



  1. Pengumpulan data


Menurut Sam Isbani dan R. Isbani dalam pengumpulan data dapat dipergunakan berbagai metode di antaranya:


a. Kunjungan rumah


b. Meneliti pekerjaan anak


c. Tugas kelompok/melaksanakan tes



  1. Pengolahan data


Dalam pengolahan data, langkah yang dapat di tempuh antara lain:


a. Identifikasi kasus


b. Membandingkan antar kasus


c. Membandingkan dengan hasil tes


d. Menarik kesimpulan



  1. Diagnosis


Diagnosis adalah keputusan (penentuan) mengenai hasil dari pengolahan data. Diagnosis ini dapat berupa hal-hal sebagai berikut:


a. Keputusan mengenai jenis kesulitan belajar anak (berat dan ringannya).


b. Keputusan mengenai faktor-faktor yang ikut menjadi sumber penyebab kesulitan belajar.


c. Keputusan mengenai faktor utama penyebab kesulitan belajar dan sebagainya.



  1. Prognosis


Prognosis artinya "ramalan" apa yang telah di tetapkan dalam tahap diagnosis. Keputusan yang diambil berdasarkan hasil diagnosis dilakukan kegiatan penyusunan program dan penetapan ramalan mengenai bantuan yang harus diberiukan kepada naka untuk membantunya keluar dari kesulitan belajar



  1. Treatment


Treatment adalah perlakuan, maksudnya pemberian bantuan kepada anak didik yang mengalami kesulitan belajar sesuai dengan program yang telah di susun pada tahap prognosis.



  1. Evaluasi


Evaluasi disini dimaksudkan untuk mengetahui apakah treatment yang telah diberikan berhasil dengan baik artinya ada kemajuan yaitu anak dapat dibantu keluar dari lingkaran masalah kesulitan belajar atau gagal sama sekali.


Agar tidak terjadi kesalahan pengertian disini perlu ditegaskan bahwa pengecekan kembali hanya dilakukan bila terjadi kegagalan treatment berdasarkan evaluasi secara teoritis, langkah-langkah yang perlu di tempuh antara lain:


a. Re-diagnosis


b. Re-prognosis


c. Re-treatment


d. Re-evaluasi


Begitu seterusnya sampai benar-benar dapat berhasil mengatasi kesulitan belajar anak yang bersangkutan.



BAB III



PENUTUP




A. Kesimpulan


Adapun kesimpulan yang dapat kami ambil dari pembahasan makalah ini adalah:


1. Kesulitan belajar adalah suatu kondisi dimana anak didik tidak dapat belajar secara wajar, disebabkan adanya ancaman, hambatan ataupun gangguan dalam belajar


2. Faktor-faktor penyebab kesulitan belajar pada anak didik yaitu faktor intern (faktor dari dalam diri manusia itu sendiri) dan faktor ekstern (faktor dari luar diri/lingkungan)


3. Cara mengenal anak didik yang mengalami kesulitan belajar'


a. Menunjukkan prestasi belajar yang rendah


b. Hasil yang dicapai tidak seimbang dengan usaha yang dilakukan


c. Lambat dalam melakukan tugas-tugas belajar


d. Menunjukkan sikap yang kurang wajar


e. Menunjukkan tingkah laku yang berlainan.


4. Usaha mengatasi kesulitan belajar pada anak didik yaitu:


a. Pengumpulan data


b. Pengolahan data


c. Diagnosis


d. Prognosis


e. Treatment


f. Evaluasi.





DAFTAR PUSTAKA



Fakihuddin, L. Drs. M.Pd, 2007, Pengajaran Remedical dan Pengayaan, PT. Bayu Media Publishing.



H. Abu Ahmadi, Drs, 2003, Psikologi Belajar, PT. Rineka Cipta, Jakarta.



Abror Abdurrahman, 1993, Psikologi Belajar, PT. Tiara Wacana, Yogyakarta.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar