Jumat, 01 Januari 2010

Tahun Baru dan Sejarahnya

Tahun Baru pertama kali dirayakan pada tanggal 1 Januari 45 SM. tidak lama setelah Julius Caesar dinobatkan sebagai kaisar Roma, ia memutuskan untuk mengganti penangglan tradisional Romawi yang telah diciptakan sejak abad ketujuh SM. Dalam mendesain kalender baru ini, Julius Caesar dibantu oleh Sosigenes, seorang ahli astronomi dari Iskandriyah, yang menyarankan agar penanggalan baru itu dibuat mengikuti revolusi matahari, sebagaimana yang dilakukan orang-orang mesir.


Satu tahun dalam penanggalan baru itu dihitung sebanyak 365 seperempat hari dan Caesar menambahkan 67 hari pada tahun 45 SM sehingga pada tahun 46 SM dimulai dari 1 Januari. Caesar juga memerintahkan agar setiap 4 tahun, satu hari ditambahkan kepada bulan Pebruari, yang secara teoritis bisa menghindari penyimpangan dalam kalender baru ini. tidak lama sebelum Caesar terbunuh di tahun 44 SM dia mengubah bulan Quntilis dengan namanya, yaitu Julius atau Juli. Kemudian nama bulan Sextilis diganti dengan nama pengganti Julius Caesar, Kaisar Augustus menjadi bulan Agustus.


Perayaan Tahun Baru


Saat ini tahun baru Januari telah dijadikan sebagai salah satu hari suci umat Kristen. Namun kenyataannya, tahun baru suda lama menjadi tradisi sekuler yang menjadikannya sebagai hari libur umum nasional untuk warga dunia.


Pada mulanya perayaan ini dirayakan baik oleh orang Yahudi yang dihitung sejak bulan baru pada akhir September. Selanjutnya menurut kalende Julianus, Tahun Romawi dimulai pada tanggal 1 Januari . Paus Gregorius XIII mengubahnya menjadi 1 Januari pada Tahun 1582 dan hingga kini seluruh dunia merayakannya pada tanggal tersebut.


Perayaan Tahun Baru Zaman Dulu


Seperti kita ketahui tradisi perayaan tahun baru di beberapa negara terkait dengan ritual keagaman atau kepercayaan mereka yang tentu saja sangat bertentangan dengan Islam. Contohnya di Brazil berbondong-bondong menuju pantai dengan pakaian putih bersih. Mereka menaburkan bunga dilaut, mengubur mangga, pepaya, dan semangka di pasir pantai sebagai tanda penghormatan terhadap sang dewa Lemanja-dewa laut yang terkenal dalam legenda Brazil.


Seperti halnya di Brazil, orang Romawi kuno pun saling memberikan hadiah potongan daun suci untuk merayakan pergantian tahun. Belakangan, mereka saling memberikn kacang atau koin lapis emas dengan gambar Janus, dewa pintu dan semua permulaan. Menurut sejarah, bulan Januari diambil dari nama dewa bermuka dua ini (sat muka menghadap ke depan dan yang satu lagi menghadap ke belakang).


Sedangkan menurut kepercayaan orang Jerman, jika mereka makan sisa hindangan pesta perayaan New Year's Eve di tanggal 1 Januari, mereka percaya tidak kan kekurangan pangan selama setahun penuh. Bagi orang kristen yang mayoritas menghuni belahan benua Eropa, tahun baru masehi dikaitkan dengan kelahiran Yesus atau Isa al-Masih, sehingga agama Kristen sering disebut agama Masehi. Masa sebelum Yesus lahir pun disebut Sebelum Masehi (SM) dan sesudah Yesus lahir disebut Tahun Masehi (M)


Pada tanggal 1 Januari orang-orang Amerika mengunjungi sanak saudara dan teman-teman atau nonton televisi: Parade Bunga Tournament of Roses sebelum lomba futbol. Amerika Rose Bowl dilangsungkan di Kalifornia; atau Orange Bowl di Texas; atau Sugar Bowl di Lousiana. Di Amerika Serikat, kebanyakan perayaan dilakukan malam sebelum tahun baru, pada tanggal 31 Desember, dimana orang-orang pergi ke pesta atau menonton Televisi dari Times Square di jantung kota New York , dimana kebanyak orang berkumpul. Pada saat lonceng tengah malam berbunyi, sirene dibunyikan, kembang api diledakkan dan orang-orang meneriakkan "Selamat Tahun Baru" dan enyanyikan Auld Lang Syne. Di negara-negara lain, termasuk Indonesia? sama saja!


Bagi kita orang Islam, merayakan tahun baru Masehi, tentu saja akan semakin ikut andil dalam menghapus jejak-jejak sejarah Islam yang hebat. Sementara beberapa pekan yang lalu kita sudah melewati tahun baru Muharram dengan sepi.


Sumber : Catatan Facebook Yusuf Mansyur Network

Tidak ada komentar:

Posting Komentar