Selasa, 29 Desember 2009

Sejarah Pendidikan


BAB I



PENDAHULUAN




A. Latar Belakang


Tentang pendidikan, maka yang harus kita perhatikan adalah kata sejarah dan pendidikan sejarah menurut Bahasa berasal dari akar kata sejarah (pohon) sedangkan sejarah menurut istilah adalah keterangan hal ihwal umat dan segala sesuatu yang telah terjadi dikalangannya pada masa yang telah lampau adapun pendidikan adalah bimbingan atau pimpinan secara sadar oleh si pendidik terhadap perkembangan samani dan rohani si terdidik menuju terbentuknya kepribadian yang utama. Dan pendidikan bertujuan untuk membimbing anak-anak untuk mempelajari menghayati pelajaran.




B. Perumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dalam makalah ini dikemukakan masalah sebagai berikut :


a. Bagaimana pengertian sejarah pendidikan ?


b. Apa saja sumber sejarah pendidikan ?


c. Bagaimana faedah mempelajari sejarah pendidikan ?


d. Apakah yang dimaksud metodelogis sejarah pendidikan ?


e. Bagaimana Jaman permulaan Islam pendidikan




C. Maksud dan Tujuan


Maksud dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui dan mendalami tentang masalah pendidikan


Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah :


1. Untuk memenuhi tugas dari Dosen


2. Untuk lebih mengetahui apa saja yang terdapat dalam mempelajari suatu pendidikan


3. Untuk menambah wawasan dan memperdalam ilmu pengetahuan tentang manajemen sejarah pendidikan di Indonesia. Tentunya bagi diri saya sendiri, serta taman-teman saya, agar memahami tentang suatu pendidikan




D. Metode Penulisan


Dalam pembuatan makalah ini saya mengambil sistem metode kepustakaan dan buku panduan masalah pendidikan.









BAB II



KAJIAN TEORI




A. Pengertian Sejarah Pendidikan


Sejarah menurut istilah adalah keterangan yang menerangkan hal ihwal umat dan segala sesuatu yang telah terjadi dikalangannya, pada masa yang telah lampau, atau masa yang masih ada (sedang terjadi).


Adapun pendidikan adalah bimbingan atau pimpinan secara sadar oleh si pendidik. Oleh karena itu kata pendidikan menunjukkan arti yang dapat dilihat dari dua segi sebagai berikut :


1. Pendidikan sebagai usaha atau proses mendidik dan mengajar sebagaimana yang dikenal sehari-hari.


2. Pendidikan sebagai ilmu pengetahuan yang membahas berbagai masalah tentang hakikat dan kegiatan mendidik dan mengajar dari jaman ke jaman. Atau yang membahas prinsip-prinsip dan praktek-praktek mendidik dan mengajar dengan segala cabangnya, yang telah berkembang begitu luas, dan mendalam.


Dengan demikian sejarah pendidikan dapatlah diartikan sebagai pengetahuan yang mempelajari pengalaman dan segala sesuatu yang telah dan sedang direnungkan manusia. Dalam arena pendidikan pada masa yang lampau maupun pada masa yang kini sedang terjadi.



Dalam dunia selalu ada perubahan, kejadian, peristiwa-peristiwa, semuanya berjalan dengan sendirinya dan berada di luar kemampuan akal manusia akan tetapi catatan tentang perubahan dan ilmu yang menyelidiki tentang perubahan, peristiwa, kejadian, adalah merupakan kegiatan yang dikerjakan manusia.



Justru itu sejarah sebagai cerita dan sebagai ilmu adalah, hasil usaha manusia sejarah dalam kategori pertama adalah disebut sejarah serba obyek sedangkan sejarah dalam kategori kedua ialah disebut sejarah serba subyek. Karena cerita maupun ilmu itu dapat terwujud disebabkan adanya manusia.



Pengertian di atas tersebut memberikan pengertian kepada kita bahwa dua macam sejarah ini mempunyai korelasi dalam arti manusia. Selalu berusaha untuk memperoleh pengertian tentang dunia perubahan, dan yang menjadi sasarannya ialah sejarah serba obyek. Pengertian ini berwujud sebagai cerita atau ilmu.


Oleh karena yang diselidiki itu mengenai hal-hal yang telah silam, manusia tidak bisa berhubungan serta langsung dengan segala peristiwa dan kejadian sebagaimana adanya. Namun harinya dengan bekas-bekas dan kesan-kesannya yang ditinggalkan yang abadi depan kata, misalnya ras asri piagam, dan lain sebagainya, pengetahuan manusia mengenai masalah-masalah yang siam itu tentu tidak bisa lengkap dan sempurna itu selalu meninggalkan kesan-kesan dan bekas-bekasnya, disamping sifat yang dimulai manusia adalah pelupa.




B. Sumber Sejarah


Bekas-bekas, peninggalan-peninggalan yang dipakai sebagai bahan untuk menyelidiki dan mempelajari sejarah serba obyek adalah dinamakan sumber sejarah. Bahan-bahan di susun sedemikian baiknya sampai menjadi sejarah serba subyek.



Dengan demikian dapat dimengerti bahwa sumber-sumber itu menjadi gudang sejarah. Tanpa sumber-sumber maka tidak mungkin sejarah serba obyek (dalam arti sebenarnya) itu bisa dimengerti maknanya atau artinya, manusia menggunakan sumber-sumber, itu untuk mempelajari dan mencari kebenaran peristiwa kejadian yang telah langsung atau sedang terjadi. Kebenaran akan dapat diraih oleh kita jika sumber-sumber dipakai itu benar pula.




C. Faedah Mempelajari Sejarah Pendidikan


Ialah sebagai berikut :


1. Firman Allah SWT dalam Al-Quran yang artinya :


a. Dan masa (kejadian dan kehancuran) itu, kami pergilirkan manusia (agar mereka mendapat pelajaran) (Surat Ali Imran, ayat 140)


b. Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai bagi orang-orang yang mempunyai akal (Surat yusuf, ayat 11)


2. Dapat melepaskan dari pandangan-pandangan dan anggapan-anggapan bahwa masalah-masalah, sendiri yang timbul pada zamannya dan tempatnya, ini sebenarnya juga merupakan masalah-masalah paedegogik.


3. Dapat mengetahui dan menyadari bahwa pendidikan itu harus diselaraskan dengan kemajuan jaman ilmu pengetahuan dan teknologi.


4. Dapat mengetahui teori-teori, sistem-sistem pendidikan dan pengajaran yang semula kita tidak pernah kenal.


5. Dapat mengetahui pelaksanaan pendidikan bagi setiap bangsa, mana yang sekiranya mengandung nilai-nilai yang positif. Serta fungsi dan mana pula sekiranya tidak mengandung nilai-nilai yang negatif (tidak baik) sehingga kita terhindar dari sikap dan tindakan yang salah serta saat dalam melaksanakan tugas-tugas pendidikan




D. Metodologis Sejarah Pendidikan


Metodologis penelitian adalah ilmu tentang cara mengadakan penelitian atau penyelidikan penelitian menurut Payne ialah "Merupakan kegiatan menitansperkan materi-materi sementara, menjadi mater-materi baru (data) kwalitas tergantung adanya peranan dan hipotesa.



Adapun hipotesa adalah menyimpulkan mengenai adanya fakta utama yang berasal dari sumber-sumber yang di dapatkan/perumusan yang perlu disusun pada permulaan usaha penelitian.



Kekhususan metodologi ini merupakan alat untuk memberikan ciri dari sejarah pendidikan. Sebagai ilmu, oleh karena alat itu penting sekali artinya bagi penulis sejarah pendidikan dan siapapun yang berminat serta menurut perhatian terhadap usaha pengembangan sejarah pendidikan.


Metode Historis (dipempendidikian) merupakan salah satu metode yang lazim dalam penelitian pendidikan, metodologi sejarah pendidikan mengandung sifat-sifat sejarah dan pendidikan dalam hal ini metode sejarah dalam arti umum merupakan landasan sejarah pendidikan.


Dan masalah ini oleh Willian. W Briakman diterangkan dalam bukunya Guide to Research In Edu Cational History dimana Brickman mengutip pendapat yang diajukan oleh Ernsi Bernheim Bahwa metode Historis itu terdiri dari


1. Mencari data


2. Pengujian terhadap sumber-sumber


3. Hasil hubungan antara sumber


4. Hipotesis


5. Penyajian hasil-hasilnya


Bahan-bahan yang pakai untuk penelitian sejarah pendidikan dinamakan sumber-sumber sejarah pendidikan sumber-sumber sejarah pendidikan sumber-sumber yang dipakai haruslah yang bisa dipertanggung jawabkan yang harus yang tertulis, mengapa dipertanggung jawabkan ? karena sebuah dokumen tertulis.


Ciri-cirinya ialah :


1. Sifatnya tetap


2. Tidak mudah berubah


3. Asli




E. Zaman Permulaan Islam


Dengan adanya hubungan yang terbuka luas dalam bidang perdagangan dan ekonomi, maka datanglah agama Islam ke Indonesia yang menjadi tenaga pendorong dan pembangkit bagi perkembangan dan pendidikan dan pengajaran.


Islam merupakan pandangan hidup yang dapat membawa manusia ke rah kebahagiaan hidup di dunia maupun di akhirat. Oleh karena itu dalam Islam mengandung pendidikan dan pengajaran bagi setiap individu.


Melalui sekolah itu pada asalnya dari dunia Barat dan pendidikan pada sekolah itu baru terjadi di Indonesia dalam abad ke 19 tatkala Belanda datang ke Indonesia, pendidikan dan pengajaran Islam pada waktu itu (di Jawa) yang memegang peranan penting ialah


a. Yang diberikan dilanggar-langgar


b. Yang diberikan di pesantren-pesantren


Pengajaran di langgar-langgar merupakan pengajaran dasar pemulaan pelajaran yang diberikan adalah :


1. Alfabet arab


2. Menguji ayat Al-Quran dengan cara menirukan dengan maksud tahu membaca dan bisa tamat Sekolah.


Pelajaran pada umumnya dimulai Jam 6.00 sampai jam 8.00 malam. Murid-murid tidak diharuskan bayar SPP (uang sekolah) jika murid sudah menamatkan pelajaran harus mengadakan selamatan di rumah gurunya.


Modin adalah seseorang yang berpengetahuan agama yang betul-betul mendalam. Guru itu tetap dipandang sebagai orang sakti murid-murid tidak boleh mengancam dan membantah itu merupakan perbuatan dosa.


Sistem pesantren adalah merupakan sistem asrama. Dimana siswa yang datang berasal dari berbagai-bagai tempat itu dikumpulkan dalam satu ruangan yang bisanya di sebut pondok. Penghargaan dan penghormatan masyarakat dan para siswa terhadap kiyai itu sama besarnya dengan penghargaan pada brahmana. Hal ini disebabkan karena bangsa kita datangnya agama Islam telah mempunyai tradisi tentang penghargaan kepada guru.


Di Negara Arab yang menjadi pusat lembaga pendidikan dan pengajaran adalah Mesjid. Dan di tempat inilah Mesjid pertama kali diberikan pendidikan dan pengajaran oleh Nabi kita sewaktu Beliau sampai di Quba (Mesjid) Quba tatka Beliau Hijrah ke Madina.


Oleh karena itu berdasarkan penjelasan-penjelasan tersebut di atas, dapat ditarik pengertian bahwa sistem pendidikan pesantren untuk pada umumnya bukanlah berasal dari tanah Arab melainkan berasal dari tanah India.


Mengenai pesantren yang perlu kita ketahui ialah :


1. Kehidupan dalam pesantren


Yang mana dalam pesantren itu selalu terdapat suasana gotong royong, yang benar ihlas yang jumpai dalam masyarakat Indonesia. Buktinya lima atau tujuh orang santri bersama-sama memasak masing-masing santri itu menyumbang bahan-bahan yang diperlukan dan pekerjaan untuk memasak ini biasanya dilaksanakan secara bergantian tinggal melihat daftar gilirannya.


Dalam pesantren guru (kiyai) itu hidup dengan siswa-siswanya sehingga berhubungan dengan baik. Guru (kiyai) itu tidak mempunyai penghasilan yang tetap maka dari itu kiyai mau menerima sumbangan apa saja dari siswanya. Dengan suka sela disamping juga menerima pemberian khusus di waktu ada upacara-upacara agama dan perayaan-perayaan.


Siswa-siswa di pesantren itu tidak pungut SPP, sebagaimana di sekolah-sekolah sebab kiyai di situ mengajar hanya semata-mata karena Allah. Demi kebesarnya ajaran-ajaran Islam di masyarakat. Siswa-siswa yang miskin dalam arti kurang mampu membiayai hidupnya jalan keluarnya adalah :


1. Siswa membantu/bekerja di rumah kiyai (guru) dan hidup bersama kiyai dalam arti dianggap keluarganya


2. Siswa setelah keluar dan mempunyai kedudukan dalam masyarakat, mereka mempunyai kewajiban moril untuk membantu kiyai (guru).


2. Kurikulum di pesantren


Didirikan oleh kiyai (guru) dengan tujuan ingin membentuk manusia yang susila dan bertanggung jawab. Baik pada masyarakat lebih-lebih kepada Allah pencipta alam semesta.


Oleh karena itu untuk mencapai tujuan tentu tidak lepas dari mata pelajaran yang diberikan di dalamnya. Adapun pelajaran yang diberikan di pesantren itu sebagai berikut :


1. Tauhid


2. Ushul fiqh


3. Fiqh


4. Ilmu Arabiyah/alat-alat untuk


Keistimewaan/kelebihan para siswa (santri) itu adalah mereka tidak ingin menjadi karyawan atau karyawati. Pemerintah (dalam arti pegawai negeri) melainkan mereka ingin hidup bebas, berawal dan berbakti semata-mata karena Allah SWT demi kesejahteraan hidup bersama di dunia dan akhirat.








BAB III



PENUTUP




A. Kesimpulan


Kesimpulan dari makalah manajemen sejarah pendidikan di Indonesia ini ialah bisa membuat kita lebih mengetahui sejarah-sejarah pendidikan dalam cara membimbing siswa-siswanya. Dan sejarah pendidikan sesuai dengan sifatnya sebagai ilmu sejarah dan dapat dianggap mempunyai pola-pola teoritis dalam arti bisa mengikuti pelajaran. Dan bahwa sejarah yang kita pelajari ini adalah cerita sejarah (sejaa serba sobyek) dan tentang sejarah pendidikan yang membahas.


1. Pengertian sejarah pendidikan


2. Sumber sejarah


3. Faedah mempelajari sejarah pendidikan


4. Metodologis sejarah pendidikan










B. Saran-Saran


1. Semoga makalah ini dapat berguna bagi penulis dan pembaca khususnya sebagai pengetahuan masalah/manajemen sejarah pendidikan di Indonesia


2. Dan mudah-mudahan dengan menambah wawasan bagi penulis dan pembaca









DAFTAR PUSTAKA



Ahmad D. Marimba, Drs. Pengantar Filsafat Pendidikan Islam Cetakan III, Jakarta, P.T Maarif 1974



Abd. Rafit, Drs : Pengantar Ilmu Pendidikan Agama Untuk Upgrading Guru-Guru Islam Sekab Sumenep, Sumenap 1975



Abu Ahmadi, Drs : Pengantar sosiologi Solo, C.V Toha Putera, 1975

Tidak ada komentar:

Posting Komentar